Thursday, October 02, 2008

Tentang Sebuah Pilihan

Kebahagiaan adalah serangkaian pilihan-pilihan....
(Because I said So - the movie)


Kebanyakan kita mengira bahwa apa yang terjadi dalam hidup adalah hal yang seharusnya terjadi. It is a destiny. Namun saya memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Sejak remaja saya beranggapan bahwa hidup seumpama buku cerita pilih sendiri petualanganmu. Kita punya banyak pilihan, dan setiap pilihan membawa takdir sendiri-sendiri. Allah menganugerahi kita akal pikiran dan hati nurani untuk bisa memilih.

Kebebasan untuk memilih ini adalah anugerah bawaan kita yang pertama sebagai manusia. (stephen covey-the 8th habit) Kita membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai kehidupan yang kita pegang. Dengan itu kita bisa menentukan arah kehidupan kita, menemukan diri kita kembali bahkan merubah masa depan kita.

Kemampuan memilih ini membuktikan bahwa kita bukan sekedar produk masa lalu, bukan hasil perlakuan orang lain terhadap diri kita. Semua faktor eksternal itu memang akan mempengaruhi diri kita. Namun pilihan-pilihan kita yang akhirnya menentukan siapa diri kita sebenarnya. Sebagai ilustrasi, ada dua remaja yang latar belakang keluarganya sama-sama broken home. Salah seorang dari mereka berhasil menjadi pribadi yang sukses dan tangguh. Sebaliknya yang lainnya menjadikan keadaan keluarganya sebagai alasan untuk menjadi pengguna narkoba. Artinya, bagaimana pun situasi yang kita hadapi, kita bisa memilih bagaimana untuk bereaksi. Semua berpulang pada diri kita sendiri untuk membuat pilihan.
Pilihan-pilihan hidup harus bisa kita pertanggungjawabkan. Karena apapun pilihan kita akan kita hadapi akibatnya hingga bertahun-tahun berikutnya.

Itu sebabnya tidak mudah menjadi seorang ibu. Surga di telapak kaki ibu, bukan semata karena dari rahim ibu seorang manusia baru dilahirkan. Bukan pula semata karena payah yang ditanggungnya selama berbulan masa mengandung dan menyusui. Melainkan karena seorang ibu membuat pilihan-pilihan untuk anak-anaknya ketika mereka belum bisa untuk memilih. Pilihan-pilihan yang pada akhirnya harus menjadikan anak-anak mereka cukup cerdas untuk memilih dengan benar dan berani mempertanggungjawabkan pilihan mereka ketika tiba saatnya kelak anak-anak mereka harus mulai membuat pilihan mereka sendiri. Selama masa ini seorang ibu benar-benar diuji untuk kemuliaannya. Karena pada masa inilah karakter anak dibentuk. Dan tidak jarang pilihan yang dibuat seorang ibu sebagai IBU bertentangan dengan keinginan hatinya sebagai seorang perempuan. Pilihan untuk mendahulukan kewajibannya sebagai seorang IBU inilah yang diapresiasi Allah dengan kemuliaan "Surga di telapak kaki IBU".

Tapi seorang ibu tetaplah manusia biasa, kendati tulus hati niatnya dalam mendewasakan anak-anaknya, terkadang tidak tepat jalan yang dipilihnya. Apapun hasil didikan orang tua terhadap diri kita saat ini, bukan alasan untuk menyalahkan mereka atas kualitas karakter diri kita. Sebab kita sudah cukup dewasa untuk bisa membuat pilihan-pilihan kita sendiri. Dan tidak ada kata terlambat untuk mulai membuat pilihan-pilihan yang benar bagi hidup kita, keluarga dan orang-orang disekitar kita.

No comments: